Langsung ke konten utama

LIMA BELAS KAROMAH ABAH GURU SEKUMPUL YG MENGGETARKAN HATI



LIMA BELAS KAROMAH ABAH GURU SEKUMPUL YG MENGGETARKAN HATI

Bismillah...

1. Bioskop Yang Listriknya Padam Lalu Besoknya Ambruk

Suatu sore, ketika Guru Zaini masih berusia belasan tahun, datang temannya yang masih familinya. Temannya itu mengajak untuk jalan-jalan ke pasar. Guru Zaini muda tidak keberatan, asal tidak terlalu lama. Akhirnya mereka berdua berjalan menyusuri sepanjang pasar. Dan tanpa sadar mereka sudah berada di depan sebuah bioskop.
Temannya itu mencoba mengajak Guru Zaini untuk masuk ke dalam bioskop. Dengan berbagai alasan, Guru Zaini menolak halus ajakan itu. Namun sang teman tetap memaksa masuk, sambil menarik tangan Guru Zaini muda. Dengan hati berat Guru Zaini menuruti keinginan temannya itu. Akhirnya, apa yang terjadi? Tanpa diduga sebelumnya, seketika seluruh aliran listrik di bioskop itu mati total, dan pemutaran flim pun berhenti. Bukan sekedar itu, keesokan harinya terbetik sebuah kabar bahwa bioskop itu ambruk. Sebuah tempat yang dimasuki oleh kekasih Allah (Auliya Allah), akan berubah menjadi baik dan hilang kebatilan dari tempat itu. Subhanallah...
Dan sungguh besar sekali penjagaan Allah terhadap hamba-hamba yg dicintaiNya.

2. Angin yg Berhembus Kencang Ketika Abah Guru Dihukum sang Ayah

Abah Guru sejak kecil dididik dengan sangat ketat oleh orang tuanya. Sang ayah (Guru Abdul Ghani) selalu mengawasi sang anak dengan sangat ketat. Sedang melakukan apapun, sang ayah selalu memperhatikan dengan seksama agar jangan sampai sang anak melakukan perbuatan yang melanggar aturan syariat. Sampai suatu hari sang ayah mendengar kabar Abah Guru melakukan sebuah tindakan yg kurang berkenan di hati sang ayah.
Ketika Abah Guru sampai di rumah, beliau diikat oleh sang ayah di tiang rumah. Lalu dupa dinyalakan di dekat wajah beliau, sehingga Abah Guru merasakan panas.

Saat Abah Guru dihukum oleh Sang Ayah alam menjadi ganjil. Angin beliung berhembus sangat kencang.

Nenek beliau (Salbiyah) yang dikenal sebagai seorang wali majzub, memandang ada kaitan ganjilnya cuaca dengan dihukumnya Abah Guru. Beliau pun kemudian meminta hukuman itu disudahi saja.

Dan benar, saat Sang Ayah menghentikan hukuman itu atas permintaan ibunya, cuaca menjadi normal. Angin yang semula berhembus sangat kencang, tiba-tiba menjadi tenang.

3. Membuka Kewalian Seorang Sayyid

Dikisahkan oleh Habib Husein Alaydrus dari Singa Mahakam, ada seorang Sayyid yg setiap Hari duduk-duduk Di Tempat Perjudian. Sampai suatu Saat ajal datang menjemputnya, orang-orang kampung tidak ada yang tahu siapa dia sebenarnya. Di saat wafatnya, hanya Istri dan anaknya yang menghadapi jenazahnya, tidak ada satu tetangga pun datang. Tidak ada satu pun tetangga yang mau memandikan, mengkafani, mensholatkan jenazahnya.

Sang Istri menangis melihat keadaan suaminya, dia-pun berdo'a : "Yaa Allah..... Bagaimana Dengan Jenazah Suamiku, Apakah Aku Buang Ke sungai Mahakam ini atau Aku Biarkan Sampai Membusuk......!!! Engkau Yang Maha Luas Rahmat-Mu, Berilah Petunjuk.....!!!"

Tiba-tiba Masuk Seorang Tampan Tinggi Rupawan mengucapkan salam.
"Assalamu'alaikum Yaa Syarifah......!!!"
Tampak Puluhan Orang Berjubah Dan Bersorban Mengiringi Dibelakangnya.....!!!
"Wa'alaikum salam Warohmatullah......!!!"

Saat Melihat Sang Guru, Si Syarifah Tersentak Kaget Bukan Main, Yang Datang Adalah Al Imam Al Quthubul Akwan As-Syeikh Muhammad Zaini Bin Abdul Ghani Sekumpul.
Syarifah Bertanya, "Kapan Pian Kesini Guru,.... Kal-Tim dan Kal-Sel sangatlah jauh, apalagi kami di daerah Hulu Mahakam Kembang Janggut ini."

Jawab Guru Sekumpul : "Allah Yang Memudahkan..."
Tiba-tiba dari luar banyak orang kampung datang, dan terperanjat seketika tahu yang datang Guru Sekumpul, maka mereka keheranan dan salah-satu dari mereka berkata, "Wahai Guru,ini adalah orang yang senang berjudi, tiap hari duduk-duduk di tempat perjudian..."

Guru Sekumpul tersenyum dan berkata, "Apakah kamu melihat beliau sendiri main judi..., atau beliau cuma duduk-duduk saja disitu tanpa main judi?"

Sang penduduk terdiam, kata Abah Guru Sekumpul kemudian "beliau ini yang tiap hari kalian lihat di tempat perjudian adalah seorang Dzuriat Rasulullah SAW, beliau ini yang jadi Penyandang Bala di kampung sini, beliau ini yang setiap malam pada saat kalian tidur beliau bangun dan sholat tahajud mendo'a kan kalian, beliau juga yang rela setiap hari duduk di tempat perjudian berdzikir dan memohon ampun untuk para penjudi agar mereka sadar.., tapi kalian tidak tahu kalian cuma melihat dengan pandangan dzohir saja, beliau tidak terkenal dalam pandangan masyarakat bumi tapi sangat terkenal di langit."

Maka para penduduk menjerit dan menangis, yang biasa berjudi langsung sujud dan memohon ampun kepada Allah, lalu jenazah beliau dimandikan, dikafani dan disholatkan, hingga diantar ke pemakaman. Hujan pun turun dengan derasnya usai pemakaman.

"Janganlah kalian seperti itu, walaupun dia berperilaku seperti itu, tp sebenarnya dia tidak seperti itu. Berprasangka baik-lah dengan makhluq Allah SWT, Dan hati-hati , kalau itu Dzurriyah Sayyidil Wujud SAW, kalau tadi tetap di biarkan seperti itu, sampai Syarifah itu Sakit Hati...... Tenggelam nanti desa kalian ini.. Murka Rasulullah SAW, Murka juga Allah SWT."

Setelah itu Abah Guru Sekumpul beserta rombongan pamit pulang naik kapal, tapi ada yang aneh.. Kapal yang di tumpangi Abah Guru Sekumpul beserta rombongan itu tidak nampak lagi di KalTim, sepertinya itu Kapal Alam Jabbarut.

4. Harumnya Baju Malebihi Harumnya Kasturi.

Karomah ini dikisahkan langsung oleh Umi Ela (Ibunda H.Muhammad Amin Badali dan H.Ahmad Hafi Badali) bahwa Abah Guru Zaini sering mamakai kaos putih apabila tidur, yang mana kaos putih itu bau harumnya Masya Allah... sangat harum melebihi minyak harum kasturi, padahal di rumah itu tidak ada yg punya minyak harum seperti itu bahkan Abah Guru juga tidak memilikinya.
"Aku cuci, kata Ummi Ela, masih saja ada bau harumnya." Ummi Ela bertanya, "Bau harum apa ini awet sekali tidak mau hilang ?"
Dijawab Abah Guru, "Bagaimana bisa hilang baunya kalau Kotanya Ilmu datang terus".
Ummi Ela faham kalau Abah Guru itu sering didatangi Rasulullah SAW. Subhanalllah...

5. Membelah Diri

Ada Seorang murid yang termasuk dekat dengan Abah Guru Sekumpul menceritakan ketika ia berkunjung ke rumah Abah Guru Sekumpul.
Saat itu rupanya Abah Guru Sekumpul sedang asyik menceritakan sesuatu, tanpa terasa waktu shalat tiba dan si murid menunggu Abah Guru Sekumpul untuk shalat bersama. Hingga Abah Guru Sekumpul bilang: "ayuha nang ai mun nyawa handak sembahyang badahulu". (Silakan kamu bila mau sembayang dahulu)
Si murid lalu masuk kamar, ternyata ia melihat Abah Guru Sekumpul sedang shalat dalam posisi ruku'.
Merasa kurang pas kalau ia masuk kamar, lalu ia mencoba masuk ke kamar sebelahnya, ternyata melihat Abah Guru Sekumpul sedang membaca wirid.
Lalu ia keluar kamar lagi dan dilihatnya Abah Guru Sekumpul masih berada di kamar tamu.
Si murid yang penasaran lalu bertanya:
"yang mana jua pian nang aslinya bah...?" (yang manakah Pean yg asli bah?)
Abah Guru Sekumpul sambil tersenyum menjawab: "asli haja barataan nang ai". (Asli semuanya itu)
Subhanallah...

6. Mempertemukan Habib dg Rasulullah saw

Di Tarim sana, Hadramaut, kota para Habaib dan banyak melahirkan para Quthub, ada seorang Habib Sepuh yang bernama Habib Ahmad Assegaf r.a yang mengarang qasidah "Baina katifaihi 'alaamah", sehingga di Martapura Beliau terkenal dengan sebutan Habib Baina Katipai.
Beliau ini seumuran dengan Habib Abdul Qadir Jeddah r.a. Beliau ini mempunyai kelebihan, malam-malam Beliau terbiasa bermimpi dengan Baginda Rasulullah Saw. Habib-Habib zaman dulu walau sering bermimpi dengan Baginda Rasulullah Saw, masih sakit hati kalau belum bertemu secara jaga/yaqozhotan dengan baginda Saw. (Semoga kita mendapat mimpi bertemu Rasulullah Saw).
Akhirnya Beliau mendapat isyarat dari Rasulullah Saw dalam mimpi, "Ahmad, kalau kamu ingin bertemu Saya (Saw), maka temuilah Zaini (Guru Sekumpul) orang Martapura, Banjarmasin".
Maka bergegaslah Beliau menuju Indonesia, sesampainya di Jakarta, Beliau dihalang-halangi oleh orang yang dengki dengan Guru Sekumpul r.a, namun Beliau mampu menerobosnya, karena ingat dengan
isyarat dari Baginda Rosulullah Saw.
Akhirnya bertemulah Beliau dengan Guru Sekumpul r.a. Beliau utarakanlah maksud kedatangan Beliau, kemudian oleh Guru Sekumpul r.a diberi amaliah-amaliah yang kemudian Beliau amalkan.
Tidak berapa lama setelah itu, Rosulullah Saw menemui Beliau di pagi hari. Segera setelah pertemuan yaqozhotan itu, Beliau melapor kepada Guru Sekumpul ra.
Oleh Guru Sekumpul r.a dijawab, "Sebelum ke tempat Sampean, Rasulullah Saw menemui saya terlebih dahulu".
Langsung seketika Habib Ahmad memeluk Guru Sekumpul r.a. Ya, Guru Sekumpul itu adalah Syekh Futuhnya atau Guru Murobbi Mursyidnya Habib Ahmad Assegaf.

7. Suara Dari Jendela Abah Guru

Habib Sholeh BSA yg berasal dari Jawa, baru tinggal di Kalimantan Selatan, kemudian beliau mengajar di Al Falah...beliau mengajak istri yg baru dinikahinya...seorang syarifah dari kalangan kaya, begitu tinggal di Kalsel di rumah yg sangat sederhana, si istri tidak tahan, kemudian pulang ke Jawa meninggalkan Habib Sholeh...

Habib pun mengadu ke tempat Guru Sekumpul, Si Habib disuruh masuk ke kamar Guru, dibukakan jendela dan disuruh teriak memanggil nama si istri. Habib pun bingung, namun tetap melaksanakan perintah dan berteriak, *Syarifah Fulanah binti fulan* 3x,,

Kemudian habib disuruh nginap semalaman. Habib sholeh tidak bisa tidur, maklum beliau baru di Martapura, jadi belum terlalu yakin dg Guru Sekumpul. Di dalam hatinya seperti menyangkal, apakah aku konyol berteriak di jendela malam-malam...Sampai subuh habib ikut berjamaah walau mengantuk. Sehabis wirid baru bisa tidur. Sekitar jam 9an dibangunkan dan diajak ziarah ke Habib Basirih oleh Guru Sekumpul. Habib pun ikut, walau hati masih bimbang, namun tak berani protes...tatkala sampai di landasan pesawat terbang, ada pesawat akan mendarat, kata guru, "Bib,di pesawat itu ada istri kamu...kalau tidak percaya ayo kita masuk ke Bandara...mobil pun masuk ke bandara, si habib disuruh turun...guru tetap di mobil...ternyata benar istri habib turun dari pesawat yg mendarat tadi...langsung dibawa masuk ke dalam mobil,,.lalu guru bertanya : "Fah...kenapa kamu pulang ke Banjarmasin ?" Syarifah menjawab; "Tadi malam ketika saya tidur...tiba2 ada suara suami saya memanggil 3x...langsung saya bangun dan pesan tiket ke Banjarmasin". Habib Sholeh pun tidak lagi meragukan Guru Sekumpul dan sampai sekarang tinggal di Martapura.

8. Uang yg Tidak Habis-Habisnya

Pada suatu hari...Datang rombongan para Habaib dari berbagai daerah ke Kalimantan Selatan, tepatnya ke kediaman KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari ( Abah Guru Sekumpul ).
Sudah tradisi beliau untuk memuliakan tamu-tamu. Abah Guru apabila menerima tamu dari luar daerah, apalagi para Habaib, maka Abah Guru Sekumpul akan meminta tamu tersebut untuk menginap beberapa hari di kediaman beliau...
Beliau sendiri yang turun tangan untuk melayani para tamu tersebut, istilah "tamu adalah Raja" sangat terlihat dari sikap dan perilaku Abah Guru Sekumpul terhadap para tamu-tamu beliau..
Sampai pada akhirnya rombongan para Habaib itu akan pulang...Maka bergantianlah Abah Guru sekumpul menyalami satu persatu para Habaib tersebut yang jumlahnya puluhan orang...
Tapi ada yang aneh...
Sambil Abah Guru bersalaman dengan satu persatu dari para Habaib tersebut, sambil Abah Guru mengambil uang dari kantong baju beliau...dan memasukkan uang tersebut ke kantong baju satu persatu para Habaib tersebut..
Al-Habib Mukshin bin Al-Habib Agil bin Syahab yang berdiri didekat Abah Guru Sekumpul saat itu sangat mengetahui, bahwa dikantong baju Abah Guru tidak ada apa-apa...( kantong baju beliau kosong, dan tidak terlihat mengembung oleh jumlah uang yang banyak )
Sampai selesai semua para Habaib itu disalami oleh Abah Guru Sekumpul yang jumlahnya puluhan tersebut, terus-terusan Abah Guru juga mengambil uang dari kantong baju beliau, yang seperti tidak ada habisnya untuk beliau berikan kepada satu persatu dari mereka ( para Habaib tersebut )
Tidak terasa, selesai Abah Guru menyalami dan memberikan uang tersebut kepada seluruh Habaib yang jumlahnya puluhan orang tersebut...
Lalu mendekat Habib Mukhsin muda kepada Abah Guru...
Berkata Abah Guru Sekumpul kepada Al-Habib Mukshin :
"Behehinip aja nyawa Mukhsin ae" ( maksud Abah Guru, ngga usah terkejut. diam saja kalau engkau tahu )
Subhanallah...!

9. Kopiah Pemberian Abah Guru

Salah seorang jamaah Abah Guru berkisah, Di kampung saya dahulu ada sopir taxi yg dicarter seorang Habib ke rumah Abah Guru Sekumpul.. Sopir ini berkisah, ramah tamah luar biasa Abah Guru ini terhadap tamu.. Sopir ini mengaku kalau jarang sholat, pas berkata seperti itu diberi Abah Guru Sekumpul kopiah.. Sopir itu berkata, "Mulai memakai kopiah itu rasanya terbuka hati ini untuk sembahyang dan tidak mau lagi meninggalkan sholat."
Berkah karomah beliau merubah diri sesorang menjadi lebih baik..

10. Buah Rambutan yg Seketika Ada di Tangan

Ketika beliau masih tinggal di Kampung Keraton, biasanya setelah selesai pembacaan maulid, beliau duduk-duduk dengan beberapa orang yang masih belum pulang sambil bercerita tentang orang-orang tua dulu yang isi cerita itu untuk dapat diambil pelajaran dalam meningkatkan amaliyah. Tiba-tiba beliau bercerita tentang buah rambutan, padahal pada waktu itu masih belum musimnya; dengan tidak disadari dan diketahui oleh yang hadir beliau mengacungkan tangannya ke belakang dan ternyata di tangan beliau terdapat sebuah buah rambutan yang masak, maka heranlah semua yang hadir melihat kejadian akan hal tersebut. Dan rambutan itupun langsung beliau makan.

11. Menurunkan Hujan

Pada suatu musim kemarau yang panjang, di mana hujan sudah lama tidak turun sehingga sumur-sumur sudah hampir mengering, maka cemaslah masyarakat ketika itu dan mengharap agar hujan bisa turun. Melihat hal yang demikian banyak orang yang datang kepada beliau mohon minta doa beliau agar hujan segera turun, kemudian beliau lalu keluar rumah dan menuju pohon pisang yang masih berada di dekat rumah beliau itu, maka beliau goyang goyangkanlah pohon pisang tersebut dan ternyata tidak lama kemudian, hujan pun turun dengan derasnya.

12. Air Beliau yg Mujarrab

Sebagian karomah beliau lagi, ada org yg tertelan gigi palsu, kemudian datang ke rumah Abah Guru meminta air. Waktu itu beliau sedang tidur tidak sempat air itu ditiup beliau...lalu diambil orang air tsb lalu diminumkan air tsb...setelah diminumkan maka keluarlah gigi palsu tsb...

13. Suara Abah Guru Sekumpul Terdengar Sampai Ke Atas Langit

Ketika Habib Anis mau ke Sekumpul naik pesawat, di tengah-tengah penerbangan Habib Anis berkata, "Suara deru pesawat telah berhenti, dan ini dengarlah.! Suara Guru Zaini sedang membaca maulid terdengar sampai ke atas langit." Semua rombongan mendengarnya dengan jelas maulid yang dibaca Abah Guru Sekumpul terdengar di langit. Subhanallah...

14. Melunasi Hutang Tanpa Diberitahu

Suatu hari, Habib Maksum dari Pasuruan bertamu ke rumah Abah Guru Sekumpul. Di perjalanan ia berkata, "Jika guru Zaini itu betul2 wali Allah, maka hutangku 21 juta rupiah lunas". Sampai di kediaman Abah Guru ia pun disambut dg ramah lalu dipersilakan duduk. Ketika sedang bercakap2 beberapa saat, tiba2 datang seseorang menyerahkan cek kepada Abah Guru. Abah Guru memberikan cek tersebut begitu saja kepada Habib Maksum. Padahal Abah Guru belum sempat melihat jumlah yg tertera di kertas itu. Kata Abah Guru, "Untuk melunasi hutang". Lalu Habib melihat jumlah yg tertera di cek itu. Astaghfirullah ! Ia pun terkejut, jumlahnya 21 juta, persis jumlah hutang yg dia miliki. Padahal Habib belum mengatakan apa-apa pada Abah Guru tentang hutangnya itu. Di sini kita melihat karomah beliau sekaligus kemurahan hati beliau dan bersihnya hati beliau dari cinta dunia.

15. Rasulullah Menyerupai Beliau

Karomah Abah Guru Sekumpul yang paling besar dan mulia adalah ketika beliau sedang sakit parah yang mengakibatkan beliau tidak bisa apa2 dan saat hari itu pengajian beliau yg setelah asar. Semua tahu abah guru tergeletak di kamar dan tidak bisa apa2 karena menyandang bala. Tapi tiba-tiba datanglah beliau ke majelis dengan keadaan segar dan bugar seperti orang yg sehat. Beliau mengimami sholat asar lalu mengisi pengajian sampai selesai. Orang-orang mengira Abah Guru telah sehat. Namun setelah pengajian terbukalah semuanya ketika salah seorang habib dari Hadramaut berkata, "Beruntung murid-murid Syaikh Zaini telah dipimpin langsung oleh Rasulullah yg datang dan menyerupa Syaikh Zaini".
Subhanallah...
Di dalam kitab Ilmun Nibras dikatakan 'Falwaly haqiqotun nabi', seorang wali dzohirnya manusia biasa tapi hakikatnya adalah Nabi. Apabila seseorang sudah terbuka hijab makrifatnya maka ia tiada lagi melihat basyariah Abah Guru melainkan memandang Rasulullah saw. Dikarenakan beliau telah fana' dan tenggelam dalam lautan mahabbah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam...

Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammad wa alihi wa sohbihi wa sallim

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah KH. Mohammad Hasan Sepuh Genggong (1840 – 1955)

KH. Mohammad Hasan Sepuh Genggong (1840 – 1955) Abdur Rahim July 30, 2018 Kyaiku Leave a comment 2,551 Views KH. Mohammad Hasan atau yang akrab dikenal dengan sebutan Kiai Hasan Sepuh sebagaimana masyarakan mengenal beliau sebagai kiai sepuh yang sangat ‘alim dan kharismatik yang hidup dan berjuang di Genggong Probolinggo Jawa Timur. Kelak, di daerah ini terdapat sebuah pesantren besar yang bernama Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong. Sebuah nama yang dinisbatkan kepada nama mertua beliau KH. Zainul Abidin dan nama beliau yaitu KH. Muhammad Hasan. Kiai Hasan sebenarnya memiliki nama kecil Ahsan, lengkapnya Ahsan bin Syamsuddin yang lahir pada 27 Rajab 1259 atau diperkirakan dengan 23 Agustus 1840. Dilahirkan di Desa Sentong yang terletak sekitar 4 km ke arah selatan Kraksan Probolinggo. Mulanya, Desa Sentong ini termasuk wilayah Kawedanan Kraksaan dan sekarang sudah masuk sebagai wilayah Kecamatan Krejengan. Ayah Kiai Hasan bernama Syamsuddin atau juga dikenal dengan nama...

Biografi Singkat Abah Guru Sekumpul

ABAH GURU SEKUMPUL Alimul ‘allamah Al ‘Arif Billah Asy-Syekh H. Muhammad Zaini Abd. Ghani bin Al ‘arif Billah Abd. Ghani bin H. Abd. Manaf bin Muh. Seman bin H. M, Sa’ad bin H. Abdullah bin ‘Alimul ‘allamah Mufti H. M. Khalid bin ‘Alimul ‘allamah Khalifah H. Hasanuddin bin Syekh Muhammad Arsyad; dilahirkan pada, malam Rabu 27 Muharram, 1361 H (I I Februari 1942 M). Nama kecilnya adalah Qusyairi, sejak kecil beliau termasuk dari salah seorang yang “mahfuzh”, yaitu suatu keadaan yang sangat jarang sekali terjadi, kecuali bagi orang orang yang sudah dipilih oleh Allah SWT. Beliau adalah salah seorang anak yang mempunyai sifat sifat dan pembawaan yang lain daripada yang lainnya, diantaranya adalah bahwa beliau tidak pernah ihtilam. ‘Alimul ‘allamah Al Arif Billah Asy-Syekh H. Muhammad Zaini Abd Ghani sejak kecil selalu berada disamping kedua orang tua dan nenek beliau yang benama Salbiyah. Beliau dididik dengan penuh kasih sayang dan disiplin dalam pendidikan, sehingga dimasa k...