PESAN DR Zakir naik kepada pemimpin muslim di seluruh dunia.
Saudara-saudari Muslim kami di Delhi, India, disiksa, dibunuh, dan dilecehkan secara seksual karena mengadakan protes damai terhadap Undang-Undang Amandemen Kewarganegaraan yang tidak adil.
Orang-orang Muslim dipukuli sampai wajah mereka berlumuran darah tanpa bisa dikenali, dan dipaksa untuk meneriakkan slogan-slogan Hindu ketika mereka berbaring di tanah menggeliat kesakitan.
Video-video kekejaman telah muncul, menunjukkan bahwa penganiayaan, pada kenyataannya disetujui oleh negara.
Gerombolan pria Hindu terlihat melemparkan batu ke arah warga Muslim, mereka dibantu oleh polisi, mencambuk para Muslim tanpa ampun. Sementara teriakan ‘Jai Sri Ram’ bergema di udara.
Bau kekerasan ada di mana-mana. Lebih dari 20 Muslim telah terbunuh, dengan korban tewas terus meningkat, dan lebih dari 100 lainnya terluka oleh peluru.
Tidak berlebihan untuk menyebut ini sebagai pembantaian yang diatur oleh pemerintah. Negara berusaha menghancurkan keharmonisan selama puluhan tahun, antara umat Muslim dan Hindu di India.
Tetapi dengan beberapa warga Hindu yang tidak berprasangka (berdiri dalam solidaritas dengan Muslim yang teraniaya), rencana ini menjadi bumerang.
Orang-orang dari semua agama dan etnis berkumpul untuk mengutuk kekerasan yang tidak masuk akal ini.
Seorang wanita Muslim hamil ditemukan terbaring tak sadarkan diri di tanah, tubuhnya berlumuran darah, setelah dipukuli oleh polisi saat dalam perjalanan untuk menjemput putrinya dari sekolah.
Seorang ibu dipaksa untuk menyaksikan peristiwa kejam tersebut, sementara rumahnya dibakar oleh massa, sedangkan bayinya yang berusia sembilan bulan masih berada di dalam.
Jeritan kesedihan akan terus bergema di atas sisa-sisa kesedihan atas anaknya yang hangus terbakar.
Pemimpin Muslim yang terhormat, kekejaman India telah membentuk bekas luka yang buruk di wajah kemanusiaan.
Tetapi yang jauh lebih mengerikan dari penindasan India terhadap minoritas Muslim-nya adalah keheningan memekakkan telinga.
Kita dengar dari seluruh dunia, ketidakpedulian kita, sebagai umat Muslim, hingga penderitaan yang ditahan oleh rakyat kita.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Perumpamaan orang-orang beriman dalam kasih sayang, rahmat dan kasih sayang mereka satu sama lain adalah tubuh. Ketika ada anggota badan sakit, seluruh tubuh bereaksi menderita dan demam,” (Saheeh Al Bukhaari, 8: 6011).
Rasulullah juga bersabda:
“Seorang Muslim adalah saudara dari Muslim lainnya. Dia tidak boleh menindas dia, dan tidak pula meninggalkannya (yang sedang tertindas),” (Saheeh Muslim, 6: 6541).
Tetap diam sementara saudara-saudara kita dianiaya, sama saja dengan meninggalkan mereka.
Sementara berdiri di sela-sela ketika hal itu terjadi, artinya kita menjadi mitra dalam kejahatan.
Pemimpin Muslim yang terhormat, dengan kekuasaan, datang tanggung jawab.
Jangan lupa bahwa setiap dari kita akan bertanggung jawab kepada Allah, atas bagaimana kita memanfaatkan kekuatan yang telah Dia berikan kepada kita.
Bahwa setiap kita harus melakukan apa pun yang ada dalam kemampuan kita untuk membela orang-orang yang tertindas.
Jangan melupakan prinsip keadilan kita, dan jangan pula menjual akhirat kita dengan harga yang sedikit di dunia ini.
Allah berfirman:
“…Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, dan kepada Allah-lah kembali segala urusan,” (QS. Al-Hajj: 40-41).
Komentar
Posting Komentar