Sumber foto by :
Facebook Tsabit Itmamur Rijal
Ungkapan yang agak lumayan pas untuk memggambarkan analoghi antara kiai dan muridnya. saya harus mengakui tidak ada sekuku irengpun jika dibandingkan dengan guruku/kiaiku. Saya akan mencoba mengganbarkan --walau seklumit sekali-- tentang sikap perilaku guru yang terus mendidik lewat haliyah- haliyah Beliau.
Lagi- lagi Abah memberikan pelajaran keren ketika saya dan kang hayat (Lurah pondok) bepergian. Awal mulanya, kang halwani yang menelpon saya untuk bersedia mengantarkan Abah silaturahmi ke Boyolali dan magelang. pertama yang saya ucapkan adalah kata- kata "aku lagi kirang fit hal", halwani pun membombong "Insya Allah mari kang", kira- kira malem minggu udah pulang belum, "aku ana janjian karo kanca- kanca nang ndesa Kumpulan" jawel saya lagi, halwani yang memang lugu sekali langsung matur ke Abah apa yang saya sampaikan ke dia. Akhirnya deal, kita --saya dan abah-- sepakat untuk berangkat malam ini ke boyolali dan magelang.
seperti biasa ketika silaturahmi, kami tidak pernah memeberi ikhnar jika akan bertamu, kebetulan abah memeiliki 'azam ingin sekali menjenguk ponakan dan kerabat beliau --mas I'tho yang baru pindah rumah dan juga qosdu ta'ziyyah, dan berkunjung ke keluarganya mas Maab-- di boyolali. Kamipun berangkat berempat, dari awal berangkat Abah langsung menunjukan profesionalitasnya, menyerahkan sepenuhnya hak perjalanan kepada saya, mulai daro rute dan sebagainya. dari hal ini tentu bisa dikatakan, beliau betul- betul 'alim sejati, beliau tahu fainnama la adri minal 'ilmi, yang beliau tahu diperjalanan yang mengetahui adalah supirnya, biar semua serahkan pada supir. Memang betul ketenangan berkendara dikala penumpang tenang supir pun tenang. singkat cerita jam 04.00 sampailah kami di boyolali, mas I'tho sangat kaget karena tidak ada kabar sebelumnya, tidak ada persiapan apapun untuk menyambut Pak De-nya yang juga merupakan guru-nya, memang seperti itulah Abah yang ketika bertamu tidak senang memberi kabar dahulu, saya mengira beliau meniru KH. Mustofa Bisri yang juga merupakan guru beliau, dalam bertamu selalu memberi kejutan. Termasuk pernah Gus Mus Rawuh di Rumahnya Abah dengan tiba- tiba tanpa memberi kabar dahulu. mungkin itu yang mendasari Abah ketika bertamu tanpa ber-ikhbar dahulu. tanpa saya ketahui aktifitas Abah ketika dirumah mas Ito karena saya sendiri setelah salat subuh langsung tidur di mobil.
Meskipun jaraknya jauh cilacap-boyolali, Abah segera mencukupkan silaturahminya, kemudian melanjutkan ke tujuan selanjutnya ke Rumah KH. zubaidi yang merupakan bapak dari Gus Maab, dengan petunjuk arah Google maps kami menuju rumah beliau, setelah jarak +- satu jam perjalanan melalu jalan- jalan yang belum diaspal --namun sudah dicor-- Samapailah kami ditempat Tujuan, azam abah selanjutnya tercaipai dengan beerhasil menjenguk kiai Zubaidi yang memang lekas dari sakit, beliau berdua saling memotivasi, mendoakan, dan seoalh memberi pelajaran ketawadhu'an kepada saya.
Tujuan selanjutnya kami berencana melanjutkan perjalann menuju magelang Sowan Kiai Ali qoisor, namun ditengah perjalanan abah menghendaki sowan Kaiai Hamid pengasuh Pon. pes Dawar Boyolali, beliau termasuk kiai harismatiknya boyolali, sehingga kerap kali ada ketika rutinan Habib Syeh di majsli rutin Ahbabul Mustofa. Bayangan saya ketika menuju Ndalem kiai hamid terbayang fasilitas ndalem beliau yang mewah mobil beliau yang bagus. Namun sebaliknya, kesederhanaanlah yang tampak dari apa yang saya bayangkan. Beliau seolah ingin menunjukkan pada dunia, tiada hukum new ton --semakin banyak tekanan, maka banyak gaya-- saya yaqin beliau mampi apabila ngersaaaken tampil mewah, namun kesederhanaan menjadi pilihan beliau.
Awalnya kami pesimis bisa bertemu beliau, karena beliau sedang bepergian, namun karena memang kehendak Tuhan, ada salah satu santri yang menahan kami untuk menunggu beliau yang segera pulang dari Takziyah. karunia Allah akhirnya kami bisa bertemu beliau. Apa yang beliau ucapkan perttama kali, "hampir saja saya kehilangan rizki, adhoif ya'ti birrizqi", sungguh pendidikan berharga dari beliau dan menjadi acuan saya pribadi, bahwa yang namanya tamu adalah membawa rejeki. Rejeki yang tak terduga, tidak semata- mata materi. sungguh beruntung wasilah nderek abah saya bisa sowan kepada orang yang dipilih Allah untuk memberi pelajran berharga tentang manfaat bertamu. Setelah ramah tamah selesia kamipun pamit dan melanjutkan perjalan ke magelang.
Pengalaman baru pula saya melewati jalan selo-magelang yang medannya cukup ekstrim, alhamdulilah perjalanan lancar sampai magelang, namun sayangnya ketika kami mencoba sowan Kiai Ali Qoisor belum dihendaki biaa bertemu langsung Karen Beliau sedang mengisi pengajian di salah satu daerah. Meskipun tidak bertemu langsung kami tetap saja disuguhi seperti bertemu beliau. Tiba- tiba abah bercerita tentang leluhuurnya kiai Ali yaitu Mbah Dalhar, Mbah Dalhar adalah salah satu kiai kharismmatik di magelang pada zamannya. Beliau, punya banyak keistimewaan bisa dibilang karomah yang sering ditunjukkan. Mbah dalhar terkenal ikromnya beliau kepada tamu, terutama siapapun yang datang selalu diberi makan. Suatu ketika, istri beliau kehabisan stok makanan, sehingga bingung mau menyuguhkan apa, sampai- sampai mbah dalhar bertanya, mana makanannya yang untuk tamu?, Habis Bah kata istri beliau, Mbah dalhar kemudian memaksa istri beliau mengambil uang dibawak kasur yang tidak terhitung jumlahnya dan serinya masih baru. begitu sebagian keistimewaan dari mbah dalhar namun tidak juga menjadikan beliau terkagumi dengan peristiwa tersebut, akan tetapi memang Mbah dalhar adalah sosok kiai yang yandzurunal ummah bi'ainr rohmah. Harapan kami yang datang sowan ke Cucu Beliau adalah mngharap luberan berkah dari cucu beliau Gus Ali Qoisor, putra beliau Mbah Mad, dan tentunya nyambung wasilah Beliau Mbah dalhar.
Kesimpulannya, Abah Muhdzir selalu memberikan pendidikan ke semua lini. Tidak hanya dalam lingkup ngaji di pesantren, termasuk diajak pergi ke tempat- tempat yang beliau kehendaki tentunya memberi pelajaran pada kami untuk memahami, menyikapi dan mengambil nilai poitif dari berbagai hal yang beliau dawuhkan.
Bersambung...
Kesugihan, 22 Juli 2019.
Komentar
Posting Komentar