Dalam kehidupan bermasyarakat, kepemimpinan adalah amanah besar yang harus diberikan kepada orang yang memiliki sifat amanah dan bertakwa. Namun, ada kalanya kepemimpinan jatuh ke tangan orang yang tidak layak, bahkan kepada orang yang fasik dan zalim. Hal ini telah diperingatkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah: "إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَيُؤَيِّدُ هَذَا الدِّينَ بِالرَّجُلِ الفَاجِرِ" "Sesungguhnya Allah Ta’ala akan menolong agama ini dengan (perantaraan) seorang laki-laki yang fasik." (HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah) Makna Hadis Hadis ini menunjukkan bahwa meskipun seseorang tidak memiliki keimanan yang kuat atau bahkan tergolong fasik, Allah bisa menjadikannya sebagai alat untuk menegakkan agama-Nya. Ini menunjukkan bahwa dalam sejarah, sering kali ada pemimpin yang secara pribadi tidak memiliki akhlak yang baik, namun tetap memberikan manfaat bagi umat Islam dalam aspek tertentu. Contohnya, dalam se...
Dalam Islam, sifat ghirah (kecemburuan terhadap sesuatu yang benar) merupakan salah satu tanda iman. Hadis berikut ini menunjukkan bahwa Allah memiliki sifat ghirah, demikian juga seorang mukmin. 299 - إِنّ اللهَ تَعَالَى يَغَارُ، وَإِنّ المُؤمِنَ يَغَارُ، وَغَيْرَةُ اللهِ أَنْ يَأْتِي المُؤْمِنُ ما حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ، إِنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَا نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ (رَوَاهُ البُخَارِيّ وَمُسْلِمٌ) Artinya: Sesungguhnya Allah memiliki ghirah, dan seorang mukmin juga memiliki ghirah. Ghirah Allah adalah ketika seorang mukmin melakukan sesuatu yang diharamkan oleh Allah kepadanya. Sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang berserah diri. (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah r.a.) Makna Hadis: Dalam hadis ini disebutkan bahwa Allah memiliki ghirah, yaitu kecemburuan dalam arti ketidaksukaan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh hamba-Nya. Ghirah seorang mukmin juga merupakan cerminan dari keteguhan imannya dalam membela kebenaran dan me...