Dijelaskan bahwa:
ذِكْرُ عَمَلٍ أَهْلِ مَكَّةَ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَاجْتِهَادِهِمْ فِيهَا لِفَضْلِهَا. وَأَهْلُ مَكَّةَ فِيمَا مَضَى إِلَى الْيَوْمِ إِذَا كَانَ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، خَرَجَ عَامَّةُ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ إِلَى الْمَسْجِدِ فَصَلَّوْا وَطَافُوْا وَأَحْيَوْا لَيْلَتَهُمْ حَتَّى الصَّبَاحِ بِالْقِرَاءَةِ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتَّى يَخْتِمُوا الْقُرْآنَ كُلَّهُ وَيَصِلُوا، وَمَنْ صَلَّى مِنْهُمْ تِلْكَ اللَّيْلَةِ مِائَةَ رَكْعَةٍ يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ بِالْحَمْدِ، وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَأَخَذُوا مِنْ مَاءِ زَمْزَمَ تِلْكَ اللَّيْلَةَ فَشَرِبُوهُ وَاغْتَسَلُوا بِهِ وَخَبَؤُوهُ عِنْدَهُمْ لِلْمَرْضَى، يَبْتَغُونَ بِذَلِكَ الْبَرَكَةَ فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ، وَيُرْوَى فِيْهِ أَحَادِيْثُ كَثِيرَةٌ (أخبار مكة للفاكهي - ج 5 / ص 23).
Maknanya:
Penyebutan amalan penduduk Makkah pada malam Nisfu Sya'ban dan kesungguhan mereka karena keutamaannya.
Penduduk Makkah, dari masa lalu hingga sekarang, ketika malam Nisfu Sya'ban tiba, laki-laki dan perempuan secara umum keluar menuju masjid. Mereka melaksanakan shalat, tawaf, serta menghidupkan malam tersebut hingga pagi dengan membaca Al-Qur'an di Masjidil Haram sampai mereka menyelesaikan seluruhnya dan bersambung dalam ibadah.
Di antara mereka, ada yang melaksanakan shalat seratus rakaat, dalam setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan Surah Al-Ikhlas sebanyak sepuluh kali. Mereka juga mengambil air Zamzam pada malam itu, lalu mereka meminumnya, mandi dengannya, dan menyimpannya untuk orang-orang sakit dengan tujuan mencari keberkahan di malam tersebut.
Banyak hadis yang diriwayatkan tentang amalan ini. (Akhbar Makkah karya Al-Fakihi, jilid 5, halaman 23).
PENJELASAN
1. Amalan Penduduk Makkah pada Malam Nisfu Sya’ban
A. Berkumpul di Masjidil Haram
- Laki-laki dan perempuan keluar menuju Masjidil Haram untuk beribadah.
- Mereka menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan berbagai amalan hingga waktu Subuh.
B. Membaca dan Mengkhatamkan Al-Qur'an
- Mereka membaca Al-Qur’an sepanjang malam hingga khatam dalam satu malam.
- Kegiatan ini dilakukan secara berjamaah di Masjidil Haram sebagai bentuk ibadah khusus pada malam Nisfu Sya’ban.
C. Melaksanakan Salat 100 Rakaat
- Sebagian dari mereka menunaikan salat sunnah 100 rakaat.
- Setiap rakaatnya membaca:
- Surah Al-Fatihah
- Surah Al-Ikhlas sebanyak 10 kali
Tujuan:
- Mengharapkan pahala dan keberkahan dari malam yang dianggap istimewa ini.
- Bentuk kesungguhan dalam beribadah kepada Allah SWT.
D. Menggunakan Air Zamzam untuk Keberkahan
- Mereka mengambil air Zamzam pada malam itu untuk:
- Diminum – Sebagai bentuk mencari keberkahan.
- Mandi – Dengan harapan mendapatkan manfaat spiritual dan kesehatan.
- Disimpan untuk orang sakit – Air Zamzam yang diambil pada malam tersebut dianggap memiliki keberkahan khusus untuk penyembuhan.
E. Mencari Keberkahan Malam Nisfu Sya’ban
- Mereka melakukan semua ibadah ini dengan tujuan mengharapkan keberkahan.
- Tradisi ini terus dilakukan dari zaman dahulu hingga sekarang.
- Diriwayatkan banyak hadis mengenai keutamaan malam ini, meskipun ada perbedaan pendapat tentang keabsahan hadis-hadis tersebut.
2. Makna dan Relevansi dengan Islam
A. Keutamaan Malam Nisfu Sya’ban
- Banyak ulama dan umat Islam menganggap malam Nisfu Sya’ban sebagai malam penuh rahmat dan ampunan.
- Beberapa riwayat menyebutkan bahwa pada malam ini, Allah mengampuni dosa-dosa hamba-Nya kecuali bagi orang-orang tertentu seperti penyembah berhala dan orang yang bermusuhan.
B. Ibadah di Masjidil Haram
- Penduduk Makkah mengkhususkan Masjidil Haram sebagai tempat utama untuk beribadah di malam ini.
- Menghidupkan malam dengan membaca Al-Qur’an, salat, dan tawaf menjadi bentuk kesungguhan mereka dalam mendekatkan diri kepada Allah.
C. Penggunaan Air Zamzam
- Dalam Islam, air Zamzam memiliki keutamaan tersendiri.
- Penduduk Makkah percaya bahwa menggunakan air Zamzam pada malam Nisfu Sya’ban membawa keberkahan tambahan.
D. Perbedaan Pandangan Ulama
- Sebagian ulama mendukung amalan ini karena adanya hadis-hadis yang berbicara tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban.
- Sebagian lainnya lebih kritis, karena beberapa hadis tentang keistimewaan malam ini dianggap lemah (dha’if) atau bahkan palsu (maudhu’).
3. Kesimpulan
- Penduduk Makkah memiliki tradisi khusus dalam menyambut malam Nisfu Sya’ban dengan berbagai bentuk ibadah seperti salat, membaca Al-Qur’an, dan menggunakan air Zamzam.
- Mereka meyakini malam ini sebagai malam yang penuh berkah dan pengampunan.
- Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai keutamaan malam Nisfu Sya’ban, tetapi banyak Muslim tetap menjalankan amalan ini dengan harapan mendapatkan rahmat Allah SWT.
Komentar
Posting Komentar