Langsung ke konten utama

BAB BULAN SYA'BAN & DALILNYA (Pengangkatan Amal kepada Allah Ta'ala)


 

Dijelaskan didalam kitab "Tahrīb Sunan Abī Dāwūd wa Īdāh Musykilātihi li Ibn al-Qayyim – Juz 2 / Halaman 354"

رفع الأعمال وعرضها على الله تعالى، فإنّ عمل العام يُرفع في شعبان كما أخبر به الصادق المصدوق "إنّه شهر تُرفع فيه الأعمال، فأُحبّ أن يُرفع عملي وأنا صائم" ويُعرض عمل الأسبوع: يوم الاثنين والخميس، كما ثبت ذلك في صحيح مسلم، وعمل اليوم: يُرفع في آخره قبل الليل، وعمل الليل في آخره قبل النهار. فهذا الرفع في اليوم والليلة أخصّ من الرفع في العام، وإذا انقضى الأجل رُفع عمل العمر كلّه (تهذيب سنن أبي داود وإيضاح مشكلاته لابن القيم – ج 2 / ص 354)

Maknanya:

Pengangkatan amal dan pelaporannya kepada Allah Ta’ala. Sesungguhnya amal perbuatan setahun diangkat pada bulan Syaban, sebagaimana telah diberitakan oleh orang yang jujur dan terpercaya:

"Sesungguhnya bulan ini adalah bulan di mana amal-amal diangkat, maka aku ingin amalanku diangkat dalam keadaan aku berpuasa."

Amal perbuatan mingguan diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis, sebagaimana telah ditetapkan dalam Shahih Muslim.

Sedangkan amal perbuatan harian: diangkat pada akhirnya sebelum malam, dan amal malam diangkat pada akhirnya sebelum siang.

Maka, pengangkatan amal dalam sehari semalam lebih khusus dibandingkan dengan pengangkatan tahunan. Dan ketika ajal telah datang, maka seluruh amal seumur hidup akan diangkat.


PENJELASAN

1. Pengangkatan Amal Tahunan di Bulan Syaban

Dalil ini menyebutkan bahwa amal manusia diangkat kepada Allah setiap tahun, dan pengangkatan ini terjadi di bulan Syaban. Hal ini berdasarkan sabda Nabi ﷺ:
"Sesungguhnya bulan Syaban adalah bulan di mana amal-amal diangkat (kepada Allah), dan aku ingin amalanku diangkat dalam keadaan aku berpuasa."

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam An-Nasa'i dan Ibnu Hibban, menunjukkan bahwa Syaban memiliki keistimewaan sebagai waktu pengangkatan amal tahunan.
Rasulullah ﷺ ingin amalnya diangkat dalam keadaan berpuasa, sehingga beliau memperbanyak puasa di bulan Syaban sebagai bentuk persiapan sebelum datangnya bulan Ramadhan.

📌 Kesimpulan:

  • Amal setahun sekali diangkat kepada Allah pada bulan Syaban.
  • Rasulullah ﷺ menganjurkan memperbanyak puasa di bulan ini agar amal diangkat dalam keadaan baik.

2. Pengangkatan Amal Mingguan pada Hari Senin dan Kamis

Dalil ini juga menyebutkan bahwa amal manusia diperlihatkan kepada Allah dua kali dalam seminggu, yaitu pada hari Senin dan Kamis.
Hal ini sesuai dengan hadis sahih Muslim di mana Rasulullah ﷺ bersabda:
"Amal-amal manusia diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis, maka aku ingin amalanku diperlihatkan dalam keadaan aku berpuasa." (HR. Muslim No. 2565)

📌 Kesimpulan:

  • Amal diangkat dua kali dalam seminggu: pada hari Senin dan Kamis.
  • Puasa sunnah pada hari-hari tersebut sangat dianjurkan karena Rasulullah ﷺ ingin amalnya diangkat dalam keadaan berpuasa.

3. Pengangkatan Amal Harian (Siang dan Malam)

Selain tahunan dan mingguan, amal juga diangkat setiap hari dalam dua waktu:

  1. Amal siang diangkat sebelum malam tiba.
  2. Amal malam diangkat sebelum siang tiba.

Hadis ini diperkuat oleh riwayat dari Imam Muslim:
"Malaikat malam dan malaikat siang bergantian menemui kalian, dan mereka bertemu pada waktu shalat Subuh dan shalat Ashar. Kemudian Allah bertanya kepada mereka: ‘Bagaimana kalian meninggalkan hamba-hamba-Ku?’ Para malaikat menjawab: ‘Kami meninggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami mendatangi mereka juga dalam keadaan shalat.’" (HR. Muslim No. 632)

📌 Kesimpulan:

  • Setiap hari ada dua kali pengangkatan amal: sebelum malam dan sebelum siang.
  • Waktu shalat Subuh dan Ashar sangat penting karena pada waktu inilah para malaikat bergantian melaporkan amal manusia.

4. Pengangkatan Amal Seumur Hidup (Saat Ajal Tiba)

Dalil terakhir menjelaskan bahwa ketika seseorang meninggal dunia, maka seluruh amal perbuatannya selama hidup akan diangkat kepada Allah secara keseluruhan.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Az-Zumar: 42:
"Allah mewafatkan jiwa ketika kematiannya dan (mewafatkan) jiwa yang belum mati dalam tidurnya; maka Dia menahan jiwa yang telah Dia tetapkan kematiannya dan melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan."

📌 Kesimpulan:

  • Ketika seseorang wafat, seluruh amalnya akan ditutup dan diangkat kepada Allah.
  • Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga amal baik selama hidup, karena setiap amal akan diperhitungkan.

Kesimpulan Umum dari Dalil

Pengangkatan amal terjadi dalam empat skala waktu:

  1. Harian → Dua kali sehari (pagi dan sore).
  2. Mingguan → Setiap Senin dan Kamis.
  3. Tahunan → Bulan Syaban.
  4. Seumur Hidup → Saat ajal tiba.

Syaban adalah waktu istimewa karena pengangkatan amal tahunan terjadi di bulan ini.
Rasulullah ﷺ memperbanyak puasa di bulan Syaban, juga pada Senin dan Kamis, agar amalnya diangkat dalam keadaan baik.
Waktu shalat Subuh dan Ashar sangat penting karena menjadi waktu pergantian malaikat yang melaporkan amal manusia kepada Allah.


Pelajaran yang Bisa Kita Ambil

📌 Perbanyak amal baik di bulan Syaban, terutama puasa sunnah dan istighfar.
📌 Biasakan puasa Senin-Kamis agar amal mingguan kita diangkat dalam kondisi baik.
📌 Jaga shalat tepat waktu, terutama shalat Subuh dan Ashar, karena ini adalah waktu pergantian malaikat pencatat amal.
📌 Hidup ini sementara, dan saat ajal tiba, seluruh amal kita akan diangkat dan ditutup. Maka, manfaatkan waktu sebaik mungkin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAB BULAN SYA'BAN & DALILNYA (KESAHIHAN HADIS MALAM NISHFU SYA’BAN)

  Disebutkan dalam riwayat: Hadis Pertama عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنْ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ يَطَّلِعُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ (رواه الطبراني في الكبير والأوسط قال الهيثمي ورجاله ثقات، ورواه ابن حبان وصححه، من حديث أبي موسى، وابن أبي شيبة، وعبد الرزاق عن كعب بن مرة وأبي ثعلبة) Dari Mu'adz bin Jabal , dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: "Allah Azza wa Jalla melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban, lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan (memendam kebencian)." ( Diriwayatkan oleh At-Thabrani dalam kitab Al-Kabir dan Al-Awsath. Al-Haitsami berkata: Para perawinya terpercaya. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan disahihkan olehnya, serta diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan Abdurrazzaq dari K'ab bin Murrah dan Abu Tsa’labah. ) Hadis Kedua قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَنْزِلُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَ...

Mukhtarul Ahadis No. 297 - Menjaga Keberkahan dengan Istighfar dan Memakmurkan Rumah Allah

  Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari Anas radhiyallahu ‘anhu, disebutkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: إِنِّي لَأُهْمِلُ أَهْلَ الْأَرْضِ عَذَابًا، فَإِذَا نَظَرْتُ إِلَى عُمَّارِ بُيُوتِي وَالْمُتَحَابِّينَ فِيَّ، وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ صَرَفْتُ عَذَابِي عَنْهُمْ "Sesungguhnya Aku akan menimpakan azab kepada penduduk bumi, tetapi ketika Aku melihat orang-orang yang memakmurkan rumah-Ku, orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, dan orang-orang yang beristighfar pada waktu sahur, maka Aku palingkan azab-Ku dari mereka." (HR. Al-Baihaqi dari Anas, Mukhtarul Ahadis No. 297) Hadis ini memberikan pelajaran berharga bagi setiap Muslim tentang tiga amalan yang dapat menjadi penyebab tertahannya azab Allah dari suatu kaum. Mari kita renungkan lebih dalam maknanya: 1. Memakmurkan Rumah Allah Orang-orang yang senantiasa meramaikan masjid dengan shalat berjamaah, tilawah Al-Qur’an, dan berbagai aktivitas ibadah lainnya termasuk dalam...

kitab Mukhtārul Ahādīts no. 298 - Allah Menurunkan Pertolongan Sesuai Kadar Ujian

  Dalam kehidupan ini, setiap manusia pasti akan menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan. Namun, sebagai seorang mukmin, kita harus meyakini bahwa Allah tidak akan membebani kita dengan sesuatu yang melebihi kemampuan kita. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: إِنَّ اللَهَ تَعَالَى يُنْزِلُ الْمَعونَةَ عَلَى قَدْرِ المَؤونَةِ وَيُنْزِلُ الصَّبْرَ عَلَى قَدْرِ البَلَاء "Sesungguhnya Allah Ta'ala menurunkan pertolongan sesuai dengan kadar beban yang dipikul, dan menurunkan kesabaran sesuai dengan kadar ujian." (Diriwayatkan oleh Ibnu 'Ady dari Abu Hurairah, dalam kitab Mukhtārul Ahādīts no. 298) Hadis ini mengandung pesan yang mendalam bahwa setiap cobaan yang datang dalam hidup seseorang sudah diiringi dengan pertolongan dari Allah. Seseorang tidak akan diuji melebihi batas kemampuannya, karena Allah juga menurunkan kesabaran sesuai dengan kadar ujian yang diberikan. Makna Hadis Allah Tidak Akan Membiarkan Hamba-Nya Tanpa Perto...