Langsung ke konten utama

Kapan Amal Kita Diangkat ke Hadapan Allah? Memahami Waktu-Waktu Pengangkatan Amal


 

Sebagai seorang Muslim, kita tentu ingin mengetahui bagaimana dan kapan amal perbuatan kita selama di dunia ini diperlihatkan kepada Allah SWT. Ternyata, ada waktu-waktu khusus di mana amal kita diangkat dan diperlihatkan kepada-Nya. Kapan saja itu? Mari kita simak penjelasannya berdasarkan hadis berikut ini:

رفع الأعمال وعرضها على الله تعالى، فإن عمل العام يرفع في شعبان كما أخبر به الصادق المصدوق "أنه شهر ترفع فيه الأعمال، فأحب أن يرفع عملي وأنا صائم" ويعرض عمل الأسبوع: يوم الاثنين والخميس، كما ثبت ذلك في صحيح مسلم، وعمل اليوم: يرفع في آخره قبل الليل، وعمل الليل في آخره قبل النهار. فهذا الرفع في اليوم والليلة أخص من الرفع في العام، وإذا انقضى الأجل رفع عمل العمر كله. تهذيب سنن أبي داود وإيضاح مشكلاته لابن القيم - ج 2 / ص 354

 "Pengangkatan amal dan penunjukkannya kepada Allah Ta'ala. Sesungguhnya amal tahunan diangkat pada bulan Sya'ban, sebagaimana yang dikabarkan oleh ash-Shadiq al-Mashduq (Rasulullah SAW): "Bahwa bulan itu adalah bulan diangkatnya amal-amal, maka aku senang jika amalku diangkat dalam keadaan aku berpuasa."

Amal mingguan ditunjukkan pada hari Senin dan Kamis, sebagaimana yang ثابت (tetap) dalam Shahih Muslim.

Amal harian diangkat di akhirnya sebelum malam, dan amal malam diangkat di akhirnya sebelum siang. Maka pengangkatan di siang dan malam ini lebih khusus daripada pengangkatan di dalam setahun. Apabila telah habis ajal (usia), diangkatlah seluruh amal umur."

(Tahdzib Sunan Abi Dawud wa Idhah Musykilatihi karya Ibn al-Qayyim - Jilid 2 / Halaman 354)

Hadis ini menjelaskan bahwa amal perbuatan manusia diangkat dan diperlihatkan kepada Allah pada waktu-waktu yang berbeda:

  1. Amal Tahunan: Diangkat pada bulan Sya'ban. Rasulullah SAW bersabda, "Bulan Sya'ban adalah bulan diangkatnya amal-amal, maka aku senang jika amalku diangkat dalam keadaan aku berpuasa." (HR. An-Nasa'i)
  2. Amal Mingguan: Diangkat pada hari Senin dan Kamis.
  3. Amal Harian: Diangkat sebelum malam (untuk amal siang) dan sebelum siang (untuk amal malam).

Pengangkatan amal ini memiliki tingkatan yang berbeda. Amal harian lebih khusus daripada mingguan, dan mingguan lebih khusus daripada tahunan. Ketika ajal manusia telah tiba, seluruh amalnya selama hidup akan diangkat dan diperlihatkan kepada Allah.

Hikmah dari Pengangkatan Amal

Mengetahui waktu-waktu pengangkatan amal ini memberikan hikmah yang besar bagi kita. Di antaranya adalah:

  • Motivasi untuk Beramal Lebih Baik: Kita jadi termotivasi untuk senantiasa menjaga dan memperbaiki amal perbuatan kita, karena semuanya akan dicatat dan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
  • Memanfaatkan Waktu-Waktu Utama: Kita jadi termotivasi untuk memanfaatkan waktu-waktu utama seperti bulan Sya'ban, hari Senin dan Kamis, serta waktu-waktu sebelum malam dan siang untuk memperbanyak amal saleh.
  • Introspeksi Diri: Kita jadi lebih sering melakukan introspeksi diri, mengevaluasi amal perbuatan yang telah kita lakukan, dan berusaha untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

Mari Tingkatkan Kualitas Amal Kita

Sebagai seorang Muslim, kita hendaknya selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam setiap amal perbuatan kita, baik yang besar maupun yang kecil. Jangan pernah meremehkan satu pun perbuatan baik, karena bisa jadi itulah yang akan memberatkan timbangan kebaikan kita di akhirat kelak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAB BULAN SYA'BAN & DALILNYA (KESAHIHAN HADIS MALAM NISHFU SYA’BAN)

  Disebutkan dalam riwayat: Hadis Pertama عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنْ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ يَطَّلِعُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ (رواه الطبراني في الكبير والأوسط قال الهيثمي ورجاله ثقات، ورواه ابن حبان وصححه، من حديث أبي موسى، وابن أبي شيبة، وعبد الرزاق عن كعب بن مرة وأبي ثعلبة) Dari Mu'adz bin Jabal , dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: "Allah Azza wa Jalla melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban, lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan (memendam kebencian)." ( Diriwayatkan oleh At-Thabrani dalam kitab Al-Kabir dan Al-Awsath. Al-Haitsami berkata: Para perawinya terpercaya. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan disahihkan olehnya, serta diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan Abdurrazzaq dari K'ab bin Murrah dan Abu Tsa’labah. ) Hadis Kedua قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَنْزِلُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَ...

Mukhtarul Ahadis No. 297 - Menjaga Keberkahan dengan Istighfar dan Memakmurkan Rumah Allah

  Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari Anas radhiyallahu ‘anhu, disebutkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: إِنِّي لَأُهْمِلُ أَهْلَ الْأَرْضِ عَذَابًا، فَإِذَا نَظَرْتُ إِلَى عُمَّارِ بُيُوتِي وَالْمُتَحَابِّينَ فِيَّ، وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ صَرَفْتُ عَذَابِي عَنْهُمْ "Sesungguhnya Aku akan menimpakan azab kepada penduduk bumi, tetapi ketika Aku melihat orang-orang yang memakmurkan rumah-Ku, orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, dan orang-orang yang beristighfar pada waktu sahur, maka Aku palingkan azab-Ku dari mereka." (HR. Al-Baihaqi dari Anas, Mukhtarul Ahadis No. 297) Hadis ini memberikan pelajaran berharga bagi setiap Muslim tentang tiga amalan yang dapat menjadi penyebab tertahannya azab Allah dari suatu kaum. Mari kita renungkan lebih dalam maknanya: 1. Memakmurkan Rumah Allah Orang-orang yang senantiasa meramaikan masjid dengan shalat berjamaah, tilawah Al-Qur’an, dan berbagai aktivitas ibadah lainnya termasuk dalam...

kitab Mukhtārul Ahādīts no. 298 - Allah Menurunkan Pertolongan Sesuai Kadar Ujian

  Dalam kehidupan ini, setiap manusia pasti akan menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan. Namun, sebagai seorang mukmin, kita harus meyakini bahwa Allah tidak akan membebani kita dengan sesuatu yang melebihi kemampuan kita. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: إِنَّ اللَهَ تَعَالَى يُنْزِلُ الْمَعونَةَ عَلَى قَدْرِ المَؤونَةِ وَيُنْزِلُ الصَّبْرَ عَلَى قَدْرِ البَلَاء "Sesungguhnya Allah Ta'ala menurunkan pertolongan sesuai dengan kadar beban yang dipikul, dan menurunkan kesabaran sesuai dengan kadar ujian." (Diriwayatkan oleh Ibnu 'Ady dari Abu Hurairah, dalam kitab Mukhtārul Ahādīts no. 298) Hadis ini mengandung pesan yang mendalam bahwa setiap cobaan yang datang dalam hidup seseorang sudah diiringi dengan pertolongan dari Allah. Seseorang tidak akan diuji melebihi batas kemampuannya, karena Allah juga menurunkan kesabaran sesuai dengan kadar ujian yang diberikan. Makna Hadis Allah Tidak Akan Membiarkan Hamba-Nya Tanpa Perto...