Langsung ke konten utama

Mukhtarul Ahadis No. 300 - Kepemimpinan yang Diberikan kepada Orang Fasik: Sebuah Peringatan dari Hadis Nabi


 

Dalam kehidupan bermasyarakat, kepemimpinan adalah amanah besar yang harus diberikan kepada orang yang memiliki sifat amanah dan bertakwa. Namun, ada kalanya kepemimpinan jatuh ke tangan orang yang tidak layak, bahkan kepada orang yang fasik dan zalim. Hal ini telah diperingatkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah:

"إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَيُؤَيِّدُ هَذَا الدِّينَ بِالرَّجُلِ الفَاجِرِ"

"Sesungguhnya Allah Ta’ala akan menolong agama ini dengan (perantaraan) seorang laki-laki yang fasik."

(HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah)

Makna Hadis

Hadis ini menunjukkan bahwa meskipun seseorang tidak memiliki keimanan yang kuat atau bahkan tergolong fasik, Allah bisa menjadikannya sebagai alat untuk menegakkan agama-Nya. Ini menunjukkan bahwa dalam sejarah, sering kali ada pemimpin yang secara pribadi tidak memiliki akhlak yang baik, namun tetap memberikan manfaat bagi umat Islam dalam aspek tertentu.

Contohnya, dalam sejarah Islam, beberapa pemimpin yang tidak terlalu dikenal karena kesalehan pribadi mereka tetap berjasa dalam menjaga stabilitas umat atau menyebarkan ajaran Islam. Ini adalah bukti bahwa kehendak Allah dapat berjalan melalui siapa pun, bahkan melalui orang yang dianggap tidak layak dari segi keimanan dan ketakwaan.

Pelajaran yang Dapat Diambil

  1. Kepemimpinan adalah Amanah
    Seorang pemimpin seharusnya memiliki sifat amanah, jujur, dan bertakwa. Namun, jika kepemimpinan jatuh ke tangan orang fasik, itu bukan berarti agama Islam akan runtuh, karena Allah tetap menjaga agama ini.

  2. Allah Memiliki Rencana-Nya Sendiri
    Meskipun seseorang tidak memiliki keutamaan dalam agama, Allah tetap dapat menggunakannya sebagai sarana untuk menolong agama-Nya.

  3. Tetap Berusaha Memilih Pemimpin yang Baik
    Sebagai umat Islam, kita tetap memiliki tanggung jawab untuk berusaha memilih pemimpin yang bertakwa dan adil, bukan hanya mengandalkan bahwa Allah akan menjaga agama-Nya.

Kesimpulan

Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa Allah memiliki kebijaksanaan dalam mengatur dunia ini, termasuk dalam urusan kepemimpinan. Meskipun terkadang seorang pemimpin tidak memiliki kualitas yang ideal dalam pandangan syariat, Allah tetap dapat menggunakannya untuk menolong agama ini. Namun demikian, sebagai umat Islam, kita tetap memiliki kewajiban untuk memperjuangkan pemimpin yang amanah, adil, dan bertakwa.

Sumber: Mukhtārul Ahādīts No. 300 (Kitab Pilihan Hadis)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAB BULAN SYA'BAN & DALILNYA (KESAHIHAN HADIS MALAM NISHFU SYA’BAN)

  Disebutkan dalam riwayat: Hadis Pertama عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنْ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ يَطَّلِعُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ (رواه الطبراني في الكبير والأوسط قال الهيثمي ورجاله ثقات، ورواه ابن حبان وصححه، من حديث أبي موسى، وابن أبي شيبة، وعبد الرزاق عن كعب بن مرة وأبي ثعلبة) Dari Mu'adz bin Jabal , dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: "Allah Azza wa Jalla melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban, lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan (memendam kebencian)." ( Diriwayatkan oleh At-Thabrani dalam kitab Al-Kabir dan Al-Awsath. Al-Haitsami berkata: Para perawinya terpercaya. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan disahihkan olehnya, serta diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan Abdurrazzaq dari K'ab bin Murrah dan Abu Tsa’labah. ) Hadis Kedua قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَنْزِلُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَ...

Mukhtarul Ahadis No. 297 - Menjaga Keberkahan dengan Istighfar dan Memakmurkan Rumah Allah

  Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari Anas radhiyallahu ‘anhu, disebutkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: إِنِّي لَأُهْمِلُ أَهْلَ الْأَرْضِ عَذَابًا، فَإِذَا نَظَرْتُ إِلَى عُمَّارِ بُيُوتِي وَالْمُتَحَابِّينَ فِيَّ، وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ صَرَفْتُ عَذَابِي عَنْهُمْ "Sesungguhnya Aku akan menimpakan azab kepada penduduk bumi, tetapi ketika Aku melihat orang-orang yang memakmurkan rumah-Ku, orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, dan orang-orang yang beristighfar pada waktu sahur, maka Aku palingkan azab-Ku dari mereka." (HR. Al-Baihaqi dari Anas, Mukhtarul Ahadis No. 297) Hadis ini memberikan pelajaran berharga bagi setiap Muslim tentang tiga amalan yang dapat menjadi penyebab tertahannya azab Allah dari suatu kaum. Mari kita renungkan lebih dalam maknanya: 1. Memakmurkan Rumah Allah Orang-orang yang senantiasa meramaikan masjid dengan shalat berjamaah, tilawah Al-Qur’an, dan berbagai aktivitas ibadah lainnya termasuk dalam...

kitab Mukhtārul Ahādīts no. 298 - Allah Menurunkan Pertolongan Sesuai Kadar Ujian

  Dalam kehidupan ini, setiap manusia pasti akan menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan. Namun, sebagai seorang mukmin, kita harus meyakini bahwa Allah tidak akan membebani kita dengan sesuatu yang melebihi kemampuan kita. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: إِنَّ اللَهَ تَعَالَى يُنْزِلُ الْمَعونَةَ عَلَى قَدْرِ المَؤونَةِ وَيُنْزِلُ الصَّبْرَ عَلَى قَدْرِ البَلَاء "Sesungguhnya Allah Ta'ala menurunkan pertolongan sesuai dengan kadar beban yang dipikul, dan menurunkan kesabaran sesuai dengan kadar ujian." (Diriwayatkan oleh Ibnu 'Ady dari Abu Hurairah, dalam kitab Mukhtārul Ahādīts no. 298) Hadis ini mengandung pesan yang mendalam bahwa setiap cobaan yang datang dalam hidup seseorang sudah diiringi dengan pertolongan dari Allah. Seseorang tidak akan diuji melebihi batas kemampuannya, karena Allah juga menurunkan kesabaran sesuai dengan kadar ujian yang diberikan. Makna Hadis Allah Tidak Akan Membiarkan Hamba-Nya Tanpa Perto...